Rabu, 15 Agustus 2012

Jangan biarkan Ramadhan pergi begitu saja?


Jauh di kedalaman hati kita yang paling bening, terbersit rasa syukur yang tidak terhingga. Rasa syukur yang mengisi setiap pembuluh darah kita, mengalirkan kesejukan ke dalam pori-pori kulit kita, urat-urat syaraf kita, jaringan-jaringan daging kita, butir-butir darah kita, dan sampai ke dalam tulang sumsum kita. Seperti tetes-tetes embun di pagi hari, air mata kita perlahan-lahan menggenangi pipi kita. Air mata terima kasih kita kepada Dia Yang Mahasayang. Air mata kepuasan karena sebentar lagi bisa berhari-raya. Air mata kebahagiaan karena kita mendapat peluang untuk menyelesaikan puasa dan salat malam kita di bulan Ramadhan.

Kenanglah kesibukan kita di bulan Ramadhan: Menahan lapar dan haus, mengendalikan hawa nafsu, membaca Al-Quran, menghadiri tadarusan, melakukan salat malam atau berbagi makanan kepada fuqara dan masakin. Kenanglah malam-malam qadar ketika kita melantunkan doa-doa kita dalam kesepian atau dalam kerumunan, di rumah sendiri atau di rumah Tuhan.

Kenanglah sabda Nabi saw di tengah-tengah sahabatnya, lebih dari seribu empat ratus tahun yang lalu. “Pada malam Qadar Allah memerintahkan malaikat Jibril untuk turun ke dunia bersama rombongan para malaikat…Ketika fajar terbit, Jibril berseru: Wahai para malaikat, kembalilah, kembalilah. Para malaikat pun menyahut: Ya Jibril, apa yang telah dilakukan Allah dalam memenuhi hajat-hajat kaum mukmin umat Muhammad? Jibril berkata: Allah swt telah memenuhi keperluan mereka – membahagiakan dan mengampuni mereka semua kecuali empat orang! Para sahabat bertanya: Ya Rasulallah, man hum? Siapakah mereka yang tidak diterima ibadatnya, yang ditolak doanya, yang tidak diampuni dosa-dosanya?

Dengarkan Nabi saw bersabda: Semua orang dipenuhi keinginannya kecuali empat orang:

رجل مدمن خمر، وعاق لوالديه، وقاطع رحم ومشاحن

orang yang terus menerus minum khamar, orang yang durhaka kepada orangtuanya, orang yang memutuskan silaturahmi, dan orang yang sedang bermusuhan (Al-Baihaqi, Syu’b al-Iman 3:336 hadis 3695; Rawdhat al-Wa’izhin 380, dari Imam Ali a.s).

Kita tahu, minum khamar adalah dosa besar. Alhamdulillah, kita semua berhasil menghindarinya. Yang tidak kita sadari adalah kenyataan bahwa seperti minum khamar, durhaka pada orang tua, memutuskan silaturahmi, dan meneruskan permusuhan adalah dosa-dosa besar. Karena dosa-dosa besar itu, pintu-pintu langit ditutupkan, ibadah-ibadah dicampakkan, doa-doa dilemparkan, dan permohonan ampunan ditolakkan.

Marilah kita kenang ibadah-ibadah kita di bulan Ramadhan. Ketika kita menadahkan tangan kita di atas sajadah kita, kenanglah apakah sebelumnya kita membuat orang tua kita murka atau sakit hati? Apakah kita menyakiti pasangan kita, saudara kita, sahabat kita, tetangga kita, atau pegawai kita? Apakah kita tidak mau meminta maaf dan tidak mau memaafkan? Apakah kita menyimpan dendam dan memelihara permusuhan? Dalam taman kehidupan, apakah kita menjadikan diri kita seperti rumpun berduri yang tumbuh di tengah jalan. Semua orang yang lewat pasti terluka karena duri-duri kita yang tajam. Bila kita menjawab ya, kita keluar dari bulan Ramadhan dengan tangan hampa. Tanpa ijabah doa. Tanpa ampunan Tuhan. Tanpa anugrah Ramadhan.

Tanyalah dirimu! Ketika lidah kita membacakan ayat-ayat suci, ingatlah apakah lidah yang sama telah memaki orang lain hanya karena fahamnya berbeda dengan kita, atau karena pendapatnya tidak kita setujui, atau karena kelakuannya tidak seperti yang kita inginkan? Apakah lidah kita telah menjadi ular yang menyemburkan bisa kepada semua orang. Bisa fitnah yang menjatuhkan kehormatan orang. Bisa namimah yang mengadu domba orang-orang yang saling mencinta. Bisa membongkar aib yang mempermalukan orang. Hitung berapa banyak hamba Allah yang merintih pilu, menderita karena bisa-bisa menyengat yang keluar dari mulut kita.

Sambil memegang tirai Ka’bah, Nabi saw mengagumi rumah Tuhan: Betapa agungnya kamu. Betapa besarnya kamu. Tapi, demi Allah, yang jiwaku ada di tanganNya, jika ada orang yang meruntuhkan kamu, wahai Ka’bah, bata demi bata, kemudian menghancurkannya dan membakarnya, dosanya jauh lebih rendah daripada orang yang meruntuhkan kehormatan kaum mukmin.” (Dengan redaksi yang lebih singkat, hadis ini diriwayatkan dalam Sunan Ibn Majah 3932; Syu’b al-Iman 6706; Bihar al-Anwar 67:71; Tanbih al-Khawathir 1:52)

by AH


Minggu, 12 Agustus 2012

Mudik sebagai simbol metafisik-pada akhirnya kembali ke asal

Tinggal menghitung hari kita akan meninggalkan bulan suci Ramadan. Sebagaimana dalam tradisi masyarakat muslim di Indonesia, menjelang lebaran Idul Fitri mereka akan disibukkan dengan mudik ke kampung halaman.

Mudik adalah fenomena masyarakat urban, mereka yang selama ini mengais rezeki di perantauan akan pulang kampung untuk berlebaran. Mudik menyiratkan fenomena “kembali” (coming back), dalam arti sejauh-jauhnya manusia pergi toh akan kembali jua, termasuk kembali dalam arti spiritual atau dalam peristiwa kematian.

Mudik memang juga menyimbolkan fenomena “metafisik”, dalam arti sejauh-jauhnya orang melakukan pengembaraan, pada akhirnya akan kembali ke habitatnya sebagai manusia, makhluk ciptaan Tuhan. Mudik bukan sekadar fenomena sosiologis biasa, sebab jika hanya fenomena sosiologis, pertanyaannya mengapa orang harus pulang kampung di hari-hari menjelang lebaran? Belum lagi ada pelbagai risiko, di mana pada saat itu bukan hanya segelintir orang, melainkan jutaan orang yang pulang kampung.

Itu menandakan bahwa mudik bukan sekadar fenomena sosiologis. Ada spirit religiusitas di mana orang berkeinginan keras untuk pulang kampung, dan ada satu titik perasaan di mana tak menghendaki penjelasan rasional ketika banyak orang melakukan mudik untuk berlebaran, melakukan maaf-maafan di kampung halaman mereka.
Bagaimana mungkin orang yang tak punya salah lalu meminta maaf? Bagaimana untuk menjelaskan orang yang tak pernah bertemu dengan kerabatnya dalam satu tahun, misalnya, lalu kemudian dianggap satu dan lainnya memiliki kesalahan sehingga harus bermaaf-maafan?
Ada wilayah yang diistilahkan Mircea Eliade (1999) sebagai teritori sakral dalam suatu tradisi keagamaan. Serasional apa pun seorang muslim, ketika pada hari-hari menjelang lebaran kemudian tak pulang atau mudik, maka akan bersedih hatinya. Atau paling tidak, ada suatu perasaan mengganjal di mana dirinya ingin pulang kampung menemui keluarga.

Dalam ranah sosiologis, fenomena seperti mudik dan bermaaf-maafan, dapat juga dijadikan sebagai satu variabel untuk mengukur tingkat religiusitas seseorang. Sebab salah satu konsep religiusitas dalam metodologi penelitian, misalnya, model Glock dan Stark (1989) adalah mempertanyakan apa yang diistilahkan sebagai keterlibatan ritual (ritual involvement), yaitu tingkat sejauh mana seseorang terlibat mengerjakan ritual-ritual tradisi keagamaan mereka, dan juga keterlibatan secara konsekuen (consequential involvement), yaitu tingkatan sejauh mana perilaku seseorang konsekuen dengan tradisi ajaran agamanya.

Ada spirit religiusitas di mana mudik kemudian menjadi simbol keagamaan. Mudik tak selalu melakukan perjalanan pulang kampung. Sebab ia bisa berarti bentuk simbolik di mana manusia ingin kembali. Dalam kasus tertentu, ada keluarga-keluarga yang tak punya sanak-keluarga di luar wilayahnya. Atau mungkin juga antarkeluarganya sudah menetap di satu wilayah tertentu, seperti di Jakarta semua, misalnya, ketika datang fenomena lebaran, mereka saling berkumpul. Secara fisik, mereka tak melakukan mudik dalam arti pulang kampung. Namun di sana, mudik berarti saling menemui sanak-keluarga satu dengan lainnya.

Tradisi mudik, lebaran dan maaf-maafan, sudah merupakan tradisi di Indonesia. Itu merupakan suatu kelangkaan dan kekayaan budaya tersendiri, karena pada saat yang sama, belum tentu, atau tak mungkin di negara-negara lainnya fenomena seperti itu bisa terjadi. Fenomena mudik yang dilakukan kaum muslim, memberi gambaran bagaimana teori-teori perubahan sosial teraktualisasi secara nyata (Peter L. Berger, 2001).

Secara ekonomi, misalnya, tradisi ini bukan hanya sebuah ritual keagamaan namun juga memiliki potensi ekonomi yang luar biasa. Orang yang mudik biasanya membekali dirinya dengan penghasilannya dari tanah rantau bahkan tidak sedikit yang melakukan kegiatan ekonomi di tempat kelahirannya.

Dampak ekonomi yang dihasilkan oleh mudik lebaran demikian besar, tidak terlalu mengherankan kalau fenomena ini ditunggu banyak kalangan. Rezeki lebaran, biasa menyebutnya akan memungkinkan banyak warga meningkat penghasilannya. Efek yang ditimbulkan dari fenomena mudik lebaran merupakan sesuatu yang bisa dihitung secara matematis.

Momentum mudik lebaran hendaknya bisa dijadikan ajang perbaikan ekonomi ke depan, mengingat kehadirannya yang begitu strategis untuk memengaruhi kehidupan ekonomi masyarakat perdesaan.
Bagaimanapun juga, mudik lebaran tetap menjadi upacara menarik. Dengan demikian, budaya mudik memiliki daya pikat serta daya tarik tersendiri yang luar biasa. Dengan mudik itulah pemudik menjadikan arena bergengsi untuk menunjukkan tampilan yang bercorak metropolis dan sebagainya.
Mudik lebaran tidak hanya ditunggu-tunggu oleh para pemudik itu sendiri, namun juga para pelaku/dunia usaha yang senantiasa mendapatkan berkah luberannya. Meski musiman, para pebisnis yang jeli mempersiapkan diri dengan baik, sehingga bisa optimal pada saat hari H, para pemudik akan membelanjakan uang sebanyak-banyaknya.
Mudik jelas akan menggulirkan perekonomi perdesaan yang di saat biasa jauh dari hingar-bingar. Kawasan perdesaan tempat asal para migran yang mudik lebaran, adalah potret daerah yang sepi dari kegiatan ekonomi menjadi sumringah oleh kegiatan buang-buang uang dari para pemudik.

Ibundaku i'm coming.......Ketupat, buras, ayam lekku, hmmmmmnm

Rabu, 08 Agustus 2012

Mengurus sendiri Visa Schengen

Teman-teman Backpacker Dunia yang ingin backpacking ke Eropa,

karena saking seringnya ditanya-tanya soal pengurusan visa Schengen Eropa, maka di bawah ini informasi bagaimana pengurusan visa Schengen di Kedubes Belanda-- Anda bisa ambil visa schengen dari Kedubes negara-negara di bawah ini, syarat-syarat di bbrp kedubes negara Eropa hampir sama, saya beri contoh dari Kedubes Belanda ya): http://indonesia.nlembassy.org

Formulir bisa didownload d http://indonesia.nlembassy.org/dsresource?objectid=buzabeheer:266278&type=org

Visa Schengen berlaku di 25 negara di Eropa:

1. Austria
2. Belgium
3. Czech Republic
4. Denmark
5. Estonia
6. Finland
7. France
8. Germany
9. Greece
10.Hungary
11.Iceland
12.Italy
13.Latvia
14.Lithuania
15.Luxembourg
16.Malta
17.Netherlands
18.Norway
19.Poland
20.Portugal
21.Slovakia
22.Slovenia
23.Spain
24.Sweden
25.Switzerland (as per 12 December 2008)

Jadi dengan visa schengen itu, anda bisa keluar masuk ke 25 negara itu secara bebas. paling-paling kalo mau masuk Jerman, Republic Czech, Poland dan Latvia aja dicek paspor dan visa, tapi tidak ada stamp-stamp lagi. Stamp pada paspor hanya dilakukan di imigrasi bandara saat Anda tiba dan pulang.

Lebih baik VISA diurus sendiri saja, jangan diserahkan pada travel agent--mereka hanya memberi layanan mengantarkan saja/tidak ada jaminan bakal diapproved visanya. Dapat atau tidaknya visa sangat bergantung pada kelengkapan administrasi yang kita siapkan sendiri. Contoh biaya pengurusan visa di Kedubes Belanda hanya Rp 666.000, travel agent biasanya mencharge kita lebih dari itu, bahkan kadang di atas Rp 1 juta. Jadi, lebih baik diantar sendiri saja aplikasi visanya ke Kedubes.

Usahakan paspor jangan kosong melompong, coba pergi dulu ke negara-negara tetangga Spore, Malaysia, Thailand, Cambodia, Vietnam, Laos, Myamar. Ini contoh saja ya, agar dapat stempel buat menuh-menuhin paspor hehehe. Ada juga sih teman yang punya paspor kosong alias belum pernah ke luar negeri namun dapat visa Schengen, tapi sponsor/pengundangnya berposisi "kuat" di negara tersebut, alias tidak pernah bermasalah di negara itu.

Ini yang harus anda lakukan:

Download formulir aplikasi visa di http://indonesia.nlembassy.org/dsresource?objectid=buzabeheer:266278&type=org

atau mengambil formulir aplikasi visa Schengen (GRATIS) di Kedubes Belanda di Jakarta atau konsulat Belanda di bbrp kota di Indonesia, misal Bandung, Bali, Medan dan Surabaya. Alamat konsulat Belanda ada di sini: http://indonesia.nlembassy.org Untuk yang di Jakarta, formulir bisa diambil secara gratis di Kedubes Belanda

di Jl HR Rasuna Said Kav S-3Kuningan - Jakart Selatan 12950Telp 021-5248200

Setelah mendapat formulir, silahkan:

* Mengisi formulir secara lengkap

* Segera kontak/email kenalan/saudara anda di Belanda agar mereka pergi ke GEMEENTE (kantor walikota setempat dimana mereka tinggal). Beli formulir seharga Euro 14 (satu formulir). Mereka tinggal mengisi formulir itu dengan menyebut siapa yang diundangnya: nama, alamat, tempat tanggal/tanggal lahir orang yang diundang, no telp, email.

* Selain mengisi formulir dari gemeente, juga minta tolong pada kenalan untuk membuat surat undangan untuk anda yang isinya: mengundang anda, menyebutkan apa hubungan dia dengan anda (teman/kenalan/saudara), siapa yang akan mendanai perjalanan anda. Kalo anda mendanai sendiri perjalanan anda, siapkan saldo tabungan 3 bulan terakhir. Kalo kenalan/saudara anda yang mendanai maka minta dia menyiapkan saldo tabungannya 3 bulan terakhir. Artinya dia menjadi SPONSOR anda.

(Jika punya surat undangan/sponsor, artinya anda meminta VISA KUNJUNGAN)Ini contoh surat undangan/invitation letter: http://www.facebook.com/group.php?gid=128092889677&v=app_2373072738&ref=ts#!/topic.php?uid=128092889677&topic=17449

* Segera beli Asuransi perjalanan: bisa AXA atau ACA (di Jakarta AXA bisa dibeli di Gedung Mayapada Jl Jendral Sudirman). Harga asuransi bergantung pada lamanya perjalanan anda. Kedubes Belanda meminta asuransi perjalanan yang pertanggungannya minimum Euro 30.000.

Sebaiknya beli travel insurance AXA Premium yang pertanggungannya $US100.000.

Harga premi tergantung pada lamanya anda di Eropa.

Misal anda pergi 2 minggu, untuk premi single harganya $US43, jika mau ke Eropa 90 hari maka harga premi berkisar $US150 (single). Beli travel insurance paket family lebih murah.

http://www.axa-insurance.co.id/22/bhs/Personal-Insurance/Travel/SmartTraveller

INGAT: Jika anda tidak membeli asuransi perjalanan, maka saat anda datang ke Kedubes, berkas anda akan langsung ditolak dan akan disuruh kembali lagi ke Kedubes jika anda sudah beli asuransi perjalanan ini. Males banget khan kalo mesti bolak-balik ke Kedubes Belanda, apalagi kalo yang tinggal di luar kota.

* Siapkan reservasi tiket pesawat. (jika tidak terdesak, jangan membeli tiket dulu. Biasanya tiket promo membuat kita "panas" untuk langsung membelinya. Bisa saja kita beli tiket murah itu, tapi harus siap konsekuensi jika visa tidak diapproved. Jadi saya sarankan bikin reservasi tiket pesawat dulu untuk berjaga-jaga jika visa anda tidak diapproved.).

Jika tidak punya surat undangan atau sponsor, berarti anda meminta VISA TOURIST. Anda harus menyiapkan reservasi hotel selama perjalanan anda di Eropa. Jika anda di Eropa 2 minggu, maka akan diminta reservasi hotel selama 2 minggu anda menginap di hotel mana saja. Biasanya hotel2 meminta Down Payment 10% jikai reservasi di http://www.hostelbookers.com atau http://www.hostelworld.com Jika anda tidak mau bayar Down Payment dan Free jika ada pembatalan booking (tapi hanya hotel2 tertentu), coba reservasi di http://www.booking.com

Jika itu semua sudah siap, silahkan mengontak Kedubes Belanda untuk membuat appoinment guna menyerahkan berkas visa, tanggal appoinment bisa anda pilih dengan mengklik http://jakarta.embassytools.com/

Saudara/teman anda juga anda minta untuk segera mengirim email pada anda dan di-cc kepada jak-visa@minbuza.nl yang isinya:

- surat undangan yang dia buat untuk anda

- surat/formulir dari Gemeente

- foto kopi paspornya

- foto copy izin tinggalnya di Belanda (jika dia bukan orang Belanda asli) atau foto copy KTP buat yang asli Belanda.

Ingat, antrian untuk membuat janji/appoinment kadang-kadang PENUH atau BANYAK, karena itu secepatnya membuat appoinment. Aplikasi visa sudah bisa diajukan 3 bulan sebelum perjalanan anda lakukan, dan minimum 2 minggu sebelum perjalanan anda karena proses pembuatan visa minimal 10-14 hari kerja.

* Jika anda sudah mendapat tanggal untuk appoinment, silahkan datang ke Kedubes Belanda dengan membawa:

1. paspor asli dan foto copynya.
2. foto kopi: KTP, kartu pegawai, kartu kredit (jika punya), Kartu Pelajar/Mahasiswa.
3. pas foto berwarna 3 x 4 cm dengan latarbelakang warna PUTIH.
4. formulir aplikasi visa Schengen yang sudah diisi lengkap
5. foto kopi KK (kalo travelling dengan keluarga/suami/istri)
6. surat undangan dari pengundang (keluarga atau kenalan yang tinggal di negara yang akan dikunjungi), formulir dari Gemeente, berikut foto kopi paspor dan izin tinggal/KTP pengundang.
7. kalo tidak punya undangan, lampirkan reservasi hotel selama anda di sana. 2 minggu di sana, lampirkan semua hotel yang akan anda inapi. (semua jadwal perjalanan/ITINERARY selama di eropa sana).
8. reservasi tiket pesawat.
9. surat keterangan kerja dari kantor (ini membuktikan anda punya pekerjaan di Indonesia, sehingga anda tidak dicurigai akan mencari pekerjaan di Eropa sana atau berimigrasi secara gelap). Jika masih pelajar/mahasiswa sertakan surat dari sekolah/kampus yang menyatakan bahwa anda adalah pelajar/mahasiswa di sekolah/kampus tersebut.
10. Asuransi perjalanan.
11. foto kopi saldo tabungan anda/pengundang. berapa besar tabungan, Kedubes Belanda meminta anda menyiapkan dana Euro 35/hari. Jadi kalo mau ke Eropa 10 hari, siapkan saldo tabungan Euro 350 = Rp 4,2 juta. Namun itu aturan di atas kertas. Praktiknya: Siapkan saja dana secukupnya di saldo tabungan anda. Misal mau ke Eropa 2 minggu, siapkan saldo tabungan minimum Rp 20-25 juta. siapkan saldo tabungan 3 bulan terakhir saja dan harus jelas di sana aliran uang masuk dan keluar. Jangan "ujug-ujug" atau tiba-tiba ada uang masuk Rp 20 juta, 50 juta misalnya, karena akan dianggap itu DANA PINJAMAN. Jadi atur saldo 3 bulan terakhir/menjelang pengajuan permohonan visa.

Perlu dicatat: ada yang saldonya Rp 100 juta, enggak dapat visa tuh. jadi saldo banyak bukan jaminan dapat visa. intinya: dengan saldo tabungan 3 bulan terakhir, jika anda punya pekerjaan maka akan ketahuan dana/gaji rutin yang masuk ke tabungan anda setiap bulannya.

Jika anda masih pelajar/mahasiswa dan menggunakan saldo rekening tabungan orangtua, sebaiknya lampirkan juga surat keterangan dari orangtua yang menyatakan bahwa anda adalah anak mereka. Lengkapi dengan fotokopi KK.

* Kalo anda tidak punya uang dan datang ke eropa karena diundang, sebaiknya gunakan SISTEM SPONSOR: jadi foto copy saldo tabungan si pengundang yang anda lampirkan pada aplikasi visa anda. Si pengundang juga harus memiliki penghasilan minimum Euro 1.250/bulan.
12. Setelah berkas diperiksa lengkap oleh petugas di Kedubes Belanda, maka anda akan diminta membayar biaya visa Euro 60/ Rp 666.000 (per orang).
13. Anda akan diberi potongan kertas untuk mengambil paspor dan visa schengen anda.

PRINSIPNYA:Jika anda memenuhi semua persyaratan yang saya tuliskan di atas, tentunya tak ada alasan Kedubes Belanda untuk menolak permohonan visa schengen anda.

Semoga apa yang disampaikan ini bermanfaat buat semua yang bermimpi ke EROPA.


“Ke Luar Negeri Bukan Lagi Mimpi”

Source: indobackpacker